Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

Makna La Tahzan, Innallaha Ma'ana Dan Hikmahnya

Posting kali ini ialah mengenai kalimat "La Tahzan, Innallaha Ma'ana". Tahukah teman mengenai arti maupun arti dari kalimat tersebut? Untuk itu, kini akan aku diberikan klarifikasi mengenai arti, arti, beserta pesan tersirat yang sanggup diambil dari kalimat tersebut.

Kalimat "La Tahzan, Innallaha Ma'ana" merupakan kalimat berbahasa Arab yang berasal dari Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 40, dan mempunyai arti, "Janganlah engkau bersedih, Sesungguhnya Allah bersama kita.". Dalam pengertian kalimat tersebut sanggup disimpulkan bahwa Allah Ta'ala. tidak menuntut kita untuk bersedih dalam aneka macam permasalahan hidup duniawi, lantaran sungguh bahwa Allah ada untuk kita.

Posting kali ini ialah mengenai kalimat  Makna La Tahzan, Innallaha Ma'ana dan Hikmahnya

Dalam setiap problem yang kita hadapi, kita sebaiknya bersikap sabar biar kita sanggup mengatasi aneka macam kesedihan maupun sedih yang kita alami kadab mendapat cobaan dari Allah tabaraka wa ta'ala. Dan kita harus yakin bahwa setiap cobaan maupun ujian dari Allah, niscaya ada jalannya kalau kita mau diberikhtiar dan bertawakkal dengan sebenar-benarnya tawakkal kepada Allah. Karena Allah tidak akan membebani setiap hambanya melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Ingatlah akad Allah,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10). Al Auza’i mengatakan, “Pahala bagi orang yang bersabar tidak sanggup ditakar dan ditidak seimbang. Mereka benar-benar akan mendapat ketinggian derajat.” As Sudi mengatakan, “Balasan orang yang bersabar ialah surga.”


Hendaklah setiap mukmin mengimani bahwa setiap yang Allah kehendaki niscaya ada pesan tersirat di balik itu tiruana, baik pesan tersirat tersebut kita ketahui atau tidak kita ketahui. Allah Ta’ala berfirman,


أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ (115) فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ (116)

“Maka apakah kau mengira, bahwa bergotong-royong Kami membuat kau secara main-main (saja), dan bahwa kau tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (QS. Al Mu’minun: 115-116)


Hendaknya kita meyakini bahwa Allah niscaya ada bahu-membahu kita, dan niscaya Allah akan memdiberikan yang terbaik bagi hambanya. Bahkan kalau kita kehilangan sesuatu yang berdasarkan kita berharga, maka percayalah bahwa Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang jauh ludang keringh baik.

Ketahuilah bahwa semakin besar lengan berkuasa iman, memang akan semakin diuji

Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,


يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً

“Wahai Rasulullah, insan manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawaban,


الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

“Para Nabi, lalu yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu besar lengan berkuasa (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapat cobaan sampai beliau berjalan di muka bumi dalam keadaan membersihkan dari dosa.”



Musibah dan cobaan boleh jadi disebabkan dosa-dosa yang pernah kita perbuat baik itu kesyirikan, bid’ah, dosa besar dan maksiat lainnya. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

“Dan apa saja petaka yang menimpa kau maka ialah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS. Asy Syura: 30). 


Maksudnya ialah lantaran alasannya ialah dosa-dosa yang dulu pernah diperbuat. Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Akan disegerakan siksaan bagi orang-orang diberiman di dunia disebabkan dosa-dosa yang mereka perbuat, dan dengan itu mereka tidak disiksa (atau diperingan siksanya) di akhirat.”

Demikianlah posting mengenai Makna "La Tahzan, Innallaha Ma'ana" dan Hikmahnya,
Semoga berkhasiat.

Wallahu a'lam bisshowwab.

Yorum Gönder

0 Yorumlar